Senin, 06 Maret 2017

Pendakian Argopuro



Salam lestari !!!
Sebelum saya bercerita mengenai tracking di Argopuro saya akan bercerita alasan saya ke sana.
Saya adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Jember. Pada tau kan? Saya tergabung dalam UKM pecinta alam, kalo di sini namanya MAPAKESMA (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Jember). Kalo kalian yang ngerasa ikut mapala (mahasiswa pecinta alam) itu berat, anaknya garang-garang, dan segudang orientasi jelek lainnya, persepsi itu nggak bakal terwujud di Mapakesma. Karena saya sudah membuktikan. Awalnya saya tidak tahu apa itu pecinta alam, karena kesukaan saya dengan alam mendorong saya untuk ikut UKM Mapakesma. Banyak selentingan jelek tentang mapala ketika saya akan masuk ke sana. Banyak yang bilang diklatnya berat, keras, kejam, dan banyakk lainnya. Tapi setelah saya melalui Diklat SAR, masuk keluarga Mapakesma, dan hidup bareng mereka saya tau mungkin ‘ada’ mapala yang memang banyak ber’tingkah’ negatif tapi tidak dengan kami apalagi kami termasuk mahasiswa kesehatan. Alhamdulillah saya merasa tidak salah pilih UKM Pecinta Alam untuk menyalurkan kecintaan saya pada alam.
Diklat lanjutan adalah kelanjutan dari Diklatsar. Beda dengan diklatsar, di dalam Diklat Lanjutan kita mengaplikasikan semua pengetahuan teori maupun praktik kita secara mandiri tidak diajari maupun diberi arahan dari pendamping. Selain itu tujuan utama Dikjut adalah untuk mendapatkan NIA (Nomor Induk Anggota), setelah lolos Dikjut kita akan naik jabatan hehe.. dari sebelumnya CA (Calon Anggota) menjadi AB (Angkatan Biasa). Nah, di Mapakesma sendiri terdapat 2 divisi  yakni GH (Gunung Hutan) dan Konservasi. Saya tergabung dalam divisi GH, sesuai namanya kegiatan dikjut GH adalah mendaki gunung dengan syarat minimal ketinggian 3000 mdpl. Maka dari itu kami pilihlah Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3088 mdpl. Selain terkenal dengan treck terpanjangnya se Jawa, Argopuro ini juga terkenal dengan keindahan alamnya, terutama di Danau Taman Hidup tetapi terkadang kondisi cuaca yang buruk juga menyebabkan Danau Taman Hidup tak seindah biasanya.
Berikut ini adalah beberapa jalur Gunung Argopuro
1.      Baderan – Baderan (jarang)
2.      Ketajeg Jerukan – Ketajeg Jerukan (jalur baru, belum resmi)
3.      Baderan - Bremi
Baderan – Mata Air 1 – Mata Air 2 – Cikasur – Cisentor – Rawa Embik – Puncak Argopuro – Puncak Rengganis – Rawa Embik – Danau Taman Hidup – Bremi
DAY 1
Berdoa bersama di pos Baderan sebelum pendakian
 
Ini adalah jalur paling umum yang dilalui pendaki. Dikarena terlalu berat dan jauh bila kita turun ke Baderan lagi. Umumnya dari Baderan kita mendaki ke Mata Air 1 sekitar 4-5 jam, istirahat sejenak lalu dilanjutkan ke Mata Air 2 dengan jarak tempuh 3-4 jam lalu nge-camp di Mata Air 2.
 
Istirahat di Mata Air 1

Dari Baderan ke Mata Air 2: awal perjalanan kita akan disambut dengan jalur makadav menanjak dengan banyak pohon tembakau dilanjut dengan jalur perbukitan dengan pohon bervariasi seperti hutan namun tidak terlalu lebat lalu melewati jalur selanjutnya yang kebanyakan terdiri dari pohon pinus. Dari mata air 1 ke mata air 2 kita serasa dikuras tenaga dengan jalur yang menanjak apalagi jika musim hujan tanah akan licin dan berlumpur.
 
Keep Smile..!

Tapi itu semua akan terbayar ketika menginjakkan kaki di Mata Air 2, dari sini kita belum bisa nampak puncak Gunung Argopuro.
Foto di Mata Air 2

DAY 2
Berangkat pagi dari Mata Air 2 kita menuju ke Cikasur atau bisa juga Cisentor. Perjalanan dari Mata Air 2 ke Cikasur tidak sejauh dan seberat Day 1. Karena jalur yang relatif landai dengan vegetasi utama pohon pinus. Kita akan mendaki beberapa bukit ( kalo tidak saalh ingat 4 bukit) dengan alun-alun berjumlah 6. Alun-alun ini bukan tempat ramai dengan banyak penjual di tengah kota, namun mirip seperti padang savana luas antar satu bukit ke bukit selanjutnya. Dengan pemandangan yang indah. Perjalanan Day 2 ditempuh sekitar 3-5 jam. Sampai di Cikasur kita disambut dengan sungai yang lumayan besar (lupa namanya hehe) dengan banyak selada air yang bisa kita masak. Namun kita harus hati-hati karena di dekat sungai ada tanaman jancuk (sebutan para pendaki) yang apabila terkena kulit kita akan serasa nyeri dan rasa panas seperti terbakar.
 



Makan di Cikasur

Cikasur :)   

DAY 3
Disinilah jiwa korsa saya diuji. Tim memutuskan untuk mundur atau balik lagi ke Baderan. Kenapa? Karena banyak faktor yang menjadi penghambat. Tetapi sebenarnya faktor utama kami ialah tidak adanya hadirnya pembina lapang yang mengetahui seluk beluk Argopuro, leader kami takut jika terjadi sesuatu ketika perjalanan diteruskan. Sebenarnya saya tidak ikhlas, tetapi saya harus menerima dan menjalani dengan tulus karena itu sudah keputusan forum. Perjalanan turun tidak memakan waktu lama. Jika naik dari Baderan sampai Cikasur membutuhkan waktu 3 hari, maka turun dari Cikasur ke Baderan hanya butuh waktu sehari dari pagi sampai malam wkwkwk. Dengan jalan yang sangat licin dan berlumpur karena hujan deras semalaman.
Tetapi apapun itu perjalaan Argopuro ini tidak berbantahkan serunya, indahnya, bagusnya, mengesankan. Suatu saat saya ingin kembali, duduk duduk bersama teman di Puncak Argopuro dan Puncak Rengganis, serta merasakan indahnya Danau Taman Hidup yang seakan memanggil saya untuk menikmati segarnya air danau.


Upacara Penutupan Diklat Lanjutan

Gambar 1 perjalanan ke Mata Air 1 semangat kakakk >.<
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar